Kamis, 29 September 2011

RAPOR MERAH UNTUK KEMENPORA


By khoir // DPR RI, Komisi DPR, Komisi X, media-galeri, Monitoring, Press Release, Public Relation, Supervisi // No Comments


Jakarta (27/9)- Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rohmani mengemukakan pandangannya tentang buruknya kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam kurun waktu dua tahun dipimpin oleh Menteri Andi Mallarangeng. Rohmani menarik kesimpulan itu setelah melakukan kajian dan diskusi evaluasi 2 tahun kinerja mitra komisi X DPR. Sekadar untuk diketahui, mitra Komisi X DPR adalah Kementerian Pendidikan Nasional (Kemediknas), Kemenpora, Kementerian Kebudayaan dan Parawisata (Kemenbudpar) dan Perpustakaan Nasional.



Rohmani mengemukakan banyak alasan kenapa Kemenpora mendapat rapor merah. Pertama, masalah akuntabilitas dan integritas lembaga. Pada periode ini, terjadi korupsi dilingkungan Kemenpora, korupsi pembangunan wisma atlet ASEAN. Hal ini menjadi cacat paling besar karena presiden sendiri telah berjanji memimpin sendiri korupsi. Ironisnya, korupsi justru terjadi dilingkungan kementerian yang dipimpin langsung orang-orang dekat presiden.



Kedua, persoalan kapasitas. Menurut Rohmani, kapasitas Kemenpora dalam memimpin sangat mengecewakan. Hal ini nampak dari keterlambatan pencairan dana kegiatan SEA GAMES 2011 atau daya serap anggaran. Hingga mendekati pelaksanaan, Kemenpora belum juga bisa mencairkan dana pesta olehraga negara-negara ASEAN tersebut.



“Pelaksanaan SEA GAMES sudah jelas waktunya. Sayangnya, Kemenpora tidak bisa mencairkan dananya. Akibatnya, 1,2 triliun dana pengadaan barang dan jasa SEA GAMES harus melalui penunjukan langsung. Kalau bukan karena menyelamatkan muka bangsa ini, penunjukan itu tidak bisa ditolelir,” kata Anggota Dewan dari Fraksi PKS ini.



Ketiga, kegagalan mengangkat prestasi olahraga nasional. PSSI gagal mencapai supermasi tertinggi dalam kancah sepak bola ASEAN. Kemenpora memiliki andil atas kegagalan Timnas tersebut. Belum lagi, kegagalan Kemenpora menjadi fasilitator kisruh PSSI beberapa waktu yang lalu.



Keempat, Kemenpora belum memiliki grend desain pengembangan dan pemberdayaan pemuda. Hingga hari ini road map pengembangan dan pemberdayaan pemuda Indonesia belum jelas.



“Sebenarnya, dengan 4 indikator diatas saja, Kemenporan sudah bisa dikatatakan gagal menjalankan fungsinya. Masih banyak persoalan lainnya. Menurut saya, Kemenpora harus lebih serius dan melibatkan banyak pihak dalam membangun kegemilangan olahraga nasional serta dalam pemberdayaan pemuda,” tutup Rohmani.
(Visited 13 times, 13 visits today)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar