Sabtu, 10 September 2011

TANTANGAN DAN HARAPAN GURU MAA DEPAN


Tantangan dan Harapan Guru Masa Depan
oleh Abdullah Muadz Satu pada 09 Oktober 2010 jam 7:54

Sejak dulu orang selalu membayangkan suatu yang aneh, guru itu apa sebenarnya. Apakah hanya sekedar mengajar di depan kelas saja ? Apakah tugas guru tidak ada yang lain selain mengajar ? Ternyata tidaklah demikian. Guru adalah orang yang amat menyenangkan dan membanggakan bagi siswa dan masyarakat sekeliling kita. Guru merupakan teladan bagi siswanya yang mampu menghidupkan nilai rasa yang tumbuh dan berkembang dalam diri anak. Kehadiran guru merupakan suatu kebanggaan. Kebanggaan yang didapat tidak hanya sebatas mata memandang, namun mampu menembus dinding teguh sekeras raga manusia sampai ke lubuk hatinya yang paling dalam.

Seorang guru berbakti di tengah kehidupan masyarakat penuh dengan tantangan dan ujian sebagai bukti pengabdian pada Rabbul Izzati. Pengabdian yang bukan hanya 24 jam, tetapi pengabdian yang tiada henti walau telah sampai ke titik akhir kehidupan. Keberuntungan yang didapat pun tidaklah hanya sebatas kepuasan materi semata, melainkan kepuasan batin yang dapat menenangkan hidup insan guru sampai ke akhirat kelak. Kini orang pun berlomba-lomba menjadi guru karena benarlah guru itu seorang yang bahagia. Guru tidak hanya digugu dan ditiru, tetapi guru merupakan insan yang memang benar-benar dicintai banyak orang, terlepas dari segala kelebihan atau kekurangannya. Siapa pun tidak bisa memungkiri bahwa guru adalah orang nomor satu dalam hidup dan kehidupan anak manusia di mana pun berada.

Seorang guru pembuka jalan hidup seseorang untuk meraih kemenangan bukanlah cuma selogan, melainkan suatu tindakan nyata. Kalau tidak percaya, tanyakanlah hal itu pada diri kita masing-masing. Adakah orang yang sukses tanpa dibimbing seorang guru ? Sebagai bangsa yang merdeka yang melaksanakan kewajiban terhadap nusa dan bangsa, sudah tentu masyarakat dan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan bersungguh-sungguh memperhatikan masalah pembangunan negara dan masyarakat. Untuk membangun kiranya diperlukan pengetahuan, tenaga ahli, dan orang yang sadar akan tugas dan jabatan yang diembannya, dan pemimpin yang bertanggung jawab sehingga melahirkan putra-putra terbaik bangsa yang mampu bersaing dalam era modern ini.

Sebagai orang yang turut bertanggung jawab atas kelangsungan pembangunan bangsa, guru memiliki tugas yang tidaklah ringan bahkan dapat dikatakan lebih berat dari pekerja lainnya. Beratnya tugas guru karena yang dihadapinya bukanlah boneka robot yang bisa diutak-atik dan langsung bisa selesai diperbaiki, melainkan insan yang pandai berfikir, berestetika, dan memiliki ajaran agama yang tinggi. Hal itu sudahlah pasti disadari betul oleh seorang guru yang memang benar-benar berjiwa guru, yang hatinya telah terpaut pada tugas yang mulia ini, dan merupakan suatu kehormatan yang tiada banding, tidak bisa digantikan dengan uang seberapa pun banyaknya, walau menumpuk bagai gunung sekalipun, saat seorang guru bertatap muka dengan peserta didik membagi berbagai ilmu dan nilai pendidikan.

Guru tidaklah hanya sekedar mentransfer pengetahuan belaka, namun melaksanakan kegiatan mendidik rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan sikap dan prilaku insani. Guru mempersiapkan peserta didik bagaimana ia harus belajar, mempelajari, mengkaji dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang haus akan pendidikan, dan bagaimana siswa belajar menghadapi hidup yang penuh tantangan. Rasa tanggung jawab dalam diri anak dapat tumbuh dan berkembang tergantung pada bagaimana seorang guru mengakomodasikan dirinya dalam menjalankan fungsinya di kelas dan guru melaksanakan kegiatan pendidikan mengarah pada tujuan mempertinggi moral, terutama dalam era maju saat ini.
Hanya mereka yang bermoral tinggi dan kuatlah yang dapat melakukan tugas suci membangun bangsa ini. Dalam melaksanakan fungsinya, guru mendidik siswa dengan menerapkan berbagai macam metode bagaimana siswa belajar dengan mengatur dirinya sendiri dan mencari pengetahuannya dengan menggunakan fikirannya sendiri. Murid diberi kepercayaan penuh untuk melakukakan kegiatan belajar, adanya keleluasaan untuk bertindak namun masih dalam koridor pembelajaran menurut adat kebiasaan (azas kemerdekaan dalam ajaran Tamansiswa) dengan memperhatikan tertib damainya kehidupan. Di sinilah tugas guru yang paling berat bagaimana siswa diupayakan mengembangkan apa yang dimilikinya sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk dan disesuaikan dengan keadaannya masing-masing. Anak tidak lagi dipaksa melakukan sesuatu atau terus-terusan dituntun dari depan.
Guru menyingkirkan segala apa yang merintangi jalan anak untuk maju. Bila anak tidak dapat menghindarkan diri dari bahaya yang mengancam keselamatannya, seorang guru akan turun membantu memecahkannya. Guru mendidik tidak lagi menggunakan kekerasan, paksaan, intimidasi seperti masa dulu. Sebab bila itu terjadi pada masa kini, anak bisa saja tertib namun ketertiban itu dapat menimbulkan kegelisahan atau menjauhkan ketentraman. Ketertiban yang demikian tidak akan langgeng. Jika si guru tidak ada, maka kelas akan kacau, anak tidak terdidik menjadi anak-anak yang berjiwa tertib damai, mereka akan menjadi penakut dan rendah diri.
Inilah yang senantiasa dijaga dan dihindari oleh guru saat mendidik di sekolah.Terlebih lagi dalam era modern saat ini. Tugas dan tanggung jawab guru semakin berat. Ibarat memikul beban yang beratnya seberat gunung menjulang. Seberat apapun tugas itu, guru akan memikul dan melaksanakan dengan sangat hati-hati. Di satu sisi guru harus menerapkan didikan yang tepat sesuai dengan kodrat alamnya anak, di sisi lainnya guru berupaya semaksimal mungkin memilah dan menyelaraskan nilai-nilai hidup yang ada di lingkungan anak dengan segala perkembangan arus modernisasi melalui berbagai media masa yang dapat mempengaruhi kehidupan anak itu sendiri. Di lain pihak, kewajiban guru terhadap negara tidaklah berbeda dengan warga negara Indonesia yang lainnya. Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah mempertahankan nilai budaya. Dengan predikat sebagai panutan masyarakat, maka sangatlah tepat bahwa seorang guru mampu memberi teladan kepada masyarakat dalam upaya melestarikan nilai budaya bangsanya itu. Pada gilirannya, dengan penuh kesadaran pula, masyarakat pun ikut melestarikan budaya bangsanya.
Inilah tugas guru yang amat berat dalam dunia pendidikan sekarang ini. Guru dan pendidikan ibarat lepat dengan daun. Keduanya tidak mungkin bisa terpisahkan. Bila kita membicarakan soal pendidikan, yang jadi sendi pembangunan masyarakat, dengan sendirinya kita berhadapan dengan masalah guru. Di tangan guru terletak sebagian besar baik buruk jalannya roda pendidikan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas guru harus benar-benar jadi perhatian serius institusi pemerintahan. Masyarakat di tanah air khususnya lembaga yang mencipta kader pahalawan tanpa jasa, harus dapat melahirkan guru yang berimajinatif, kreatif, edukatif, yang mengerti benar tugasnya sebagai pendidik dan paham akan tanggung jawabnya atas jabatan yang dipegangnya itu.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan demi menciptakan insan didik berkualitas dan bertaqwa, maka setiap insan pendidik mau tidak mau harus memandang jabatannya itu sebagai jabatan kehormatan yang tidak dapat diukur dengan besar kecilnya penghasilan setiap bulannya. Kita pun menyadari bahwa pada umumnya gaji guru terbilang rendah dan tidak sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat. Di sini tak berarti guru harus menderita. Pendek kata, jangan sampai lebih parah dari pegawai lainnya.
Tetapi, selama belum mencapai kemakmuran, guru hendaklah bersabar dan sederhana. Masyarakat pun harus sadar dan menghargai guru sebagai mana mestinya, memberi kedudukan yang terhormat kepadanya. Bila kita sebagai anggota masyarakat melakukannya, maka penghargaan yang diberikan itu akan memperkuat rasa tanggung jawab guru dalam melaksanakan pengabdiannya pada tanah air tercinta. Berbahagialah anda para guru yang telah mendarmabaktikan diri pada kehidupan anak manusia, yang menginsyafkannya dan memimpin kegembiraan dalam belajar. Berhubung guru adalah spesialis yang paling berharga, maka pekerjaannya hendaklah diorganisasikan dan dibantu sedemikian rupa untuk penghematan waktu dan tentunya tenaganya sendiri. Hal ini begitu penting mengingat perencanaan dan pengelolaan yang efisien memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang sehat, dari semua sumber daya yang tersedia, bila memungkinkan dengan teknik-teknik komputerisasi yang akan dapat mengimbangi lajunya teknologi masa kini, sehingga si guru tidak ketinggalan dengan siswanya sendiri yang konon lebih dulu maju. Seiring dengan kemajuan zaman, derap langkah guru dalam mengemban amanat rakyat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada, maka peran serta guru dalam kehidupan sosial hendaklah didorong untuk kepentingan pengembangan kepribadian guru, jasa pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Perwujudan pikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk kemajuan suatu bangsa, yang diorganisirnya dalam kebijakan pembelajaran di kelas, penting diciptakan untuk mempertahankan nilai luhur kebangsaan.
Dalam upaya pelestarian nilai budaya yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sosok guru dianggap mempunyai kelebihan dibandingkan dengan warga masyarakat yang lainnya karena dapat menggunakan pelbagai kesempatan untuk memberikan penjelasan kepada lapisan masyarakat tentang pentingnya nilai pendidikan yang kian berkembang. Keterangan guru dapat menghilangkan keragu-raguan sikap masyarakat terhadap kesan negatif masyarakat pada nilai-nilai pendidikan yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Semua pihak hendaknya memberikan jalan kemudahan terhadap guru yang menjalankan fungsi gandanya tersebut. Sebab, siapa yang ingin tahu harga suatu bangsa yang sebenar-benarnya, tidak mungkin jadi jika tidak kenal pada kebudayaannya.
Itulah sebabnya, maka seorang guru yang kenal betul akan budayanya dan sadar tentang tinggi nilai budaya bangsanya, akan hilanglah rasa kurang berharga dari bangsa lain. Dengan demikian maka, semua guru hendaknya mendorong anak untuk mengenal, menghidupkan, dan menambahkan kemajuan kebudayaan bangsa yang tinggi itu, terutama yang tumbuh dari perasaan anak itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar